MODEL EVALUASI
GOAL FREE EVALUATION
Disusun Guna Memenuhi
Tugas Kelompok
Mata Kuliah Dasar-Dasar Evaluasi Kebijakan
Dosen: Dr. Mami Majaroh, M.Pd
Disusun oleh:
1. Fitri Ramadhani 12110241002
2. Khalimah 12110241006
3. Lathifatun Nisa NH 12110241009
4. Fitri Utami 12110241012
5. Rini Septiani A 12110241023
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Model Evaluasi Goal Free Evaluation”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar Evaluasi Kebijakan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang tak terhingga terutama kepada Dr. Mami
Hajaroh, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Evaluasi Kebijakan
yang telah membimbing kami serta teman-teman semua yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini,
oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada
Allah jugalah semuanya kita kembalikan.
Yogyakarta, 2013
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah
proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh
mana penyampaian belajar atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat
dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan . Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang
harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran . Melaui evaluasi
kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat
khusus, minat, hubungan sosial, sikap
dan kepribadian siswa atau peserta didik, serta keberhasilan sebuah program.
Dalam mengevaluasi
suatu program, kita harus memilih model-model evaluasi yang sesuai dengan apa
yang akan kita evaluasi. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah apakah
pendapatan atau konsep sebenarnya yang dimaksud adalah sama, yaitu setrategi
yang akan dipakai sebagai kerangka kerja dalam melakukan evluasi atau apa yang
dipilih akan tergantung pada maksud dan tujuan evaluasi. Untuk ini harus memilih
teori atau fungsi dari model atau pedekatan tersebut dan tidak tergantung pada
satu model atau pendekatan atau konsep, harus dikuasai seluk beluk setiap model
yang menjadi pilihan dan tidak menjadi budak dari satu model atau pendekatan. Pilihan
yang terbaik yaitu apa yang dinamakan eclectic
(eklektis) memilih model yang sesuai dengan keadaan dan situasi program yang
akan dievaluasi.
Ada
beberapa model evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi suatu program, salah
satunya adalah model evaluasi Goal Free Evaluation ( Evaluasi Bebas Tujuan ). Model ini digagas oleh Michael Scriven. Scriven
adalah seorang pakar filsafat ilmu pengetahuan yang telah banyak menyumbangkan
gagasannya kepada profesi evaluasi. Ia mengkritisi konseptualisasi evaluasi
klasik dan modern. Ia mengkritisi terhadap ideology-ideologi evaluasi yang
memfokuskan pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengembang kurikulum,
bukan memfokuskan pada pencapaian tujuan konsumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1. Apa itu model evaluasi goal free evaluation?
2. Apa fungsi model evaluasi goal free evaluation?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan
model evaluasi goal free evaluation ?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Memahami hakikat model evaluasi goal
free evaluation.
2. Memahami kegunaan model evaluasi goal free evaluation.
3. Mengetahui
kekurangan dan kelebihan model
evaluasi goal free evaluation.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Goal Free
Evaluation Model
Goal Free Evaluation Model
adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Scriven. Dalam Goal Free
Evaluation, Scriven mengemukakan bahwa dalam melaksanakan evaluasi program
evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu
diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu
program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi
(pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal
yang negatif (yang tidak diharapkan).
Evaluasi model goal free evaluation, focus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai dampak dari
program yang diimplementasikan, melihat dampak sampingan baik yang diharapkan
maupun yang tidak diharapkan, dan membandingkan dengan sebelum program
dilakukan. Evaluasi juga membandingkan antara hasil yang dicapai dengan
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut atau melakukan cost
benefit analysis.
Tujuan
program tidak perlu diperhatikan karena kemungkinan evaluator terlalu rinci
mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai,
artinya terpenuhi dalam penampilan tetapi evaluator lupa memperhatikan sejauh
mana masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan terakhir yang
diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak
banyak bermanfaat. Dapat disimpulkan bahwa, dalam model ini bukan berarti lepas
dari tujuan tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya
mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci
perkomponen yang ada.
Scriven menekankan bahwa evaluasi itu adalah
interpretasi Judgement ataupun explanation dan evaluator yang merupakan
pengambil keputusan dan sekaligus penyedia informasi. Ciri – Ciri Evaluasi Bebas Tujuan yaitu :
1.
Evaluator sengaja menghindar
untuk mengetahui tujuan program
2.
Tujuan yang telah dirumuskan
terlebih dahulu tidak dibenarkan menyempitkan fokus evaluasi
3.
Evaluasi bebas tujuan berfokus
pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang direncanakan
4.
Hubungan evaluator dan manajer
atau dengan karyawan proyek dibuat seminimal mungkin
5.
Evaluasi menambah kemungkinan
ditemukannya dampak yang tidak diramalkan
Mungkin akan lebih baik apabila evaluasi yang
berorientasi pada tujuan dan evaluasi bebas tujuan dikawinkan,karena mereka
akan saling mengisi dan melengkapi. Evaluator internal biasanya melakukan
evaluasi yang berorientasi pada tujuan,karena ia sulit menghindar atau mau
tidak mau ia akan mengetahui tujuan program,akan tidak pantas apabila ia tidak
acuh. Menejer progam jelas ingin mengetahui sampai seberapa jauh progam telah
dicapai, dan evaluator internal akan dan harus menyediakan informasi untuk
menejernya.
Di samping itu, perlu diketahui bagaimana orang luar
menilai program bukan hanya untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, apa
yang dilakukan di semua bagian, pada semua yang telah dihasilkan, secara
sengaja atau tidak sengaja. Yang belakangan ini merupakan tugas operator bebas tujuan yang tidak mengetahui tujuan
program. Jadi, evaluasi yang berorientasi pada tujuan dan evaluasi bebas tujuan
dapat bekarja sama dengan baik.
B.
Fungsi Goal Free Evaluation
Scriven dalam Tujuan Evaluasi Model Gratis
(1972) menunjukkan bahwa fokus pada program atau tujuan kegiatan ini dapat
menjadi tempat awal yang penting untuk teknolog bekerja dalam domain evaluasi .
Scriven ( 1972) percaya bahwa " tujuan program tertentu tidak harus
diambil sebagai yang diberikan, " tapi diperiksa dan dievaluasi juga (
Guskey , 2000) .
Model Goal -Free berfokus
pada hasil yang sebenarnya dari suatu program atau kegiatan, bukan hanya tujuan-tujuan
yang teridentifikasi. Jenis model memungkinkan teknolog untuk mengidentifikasi
dan mencatat hasil yang tidak mungkin telah diidentifikasi oleh perancang
program ( Guskey, 2000). Melalui proses teknik baik terang-terangan dan
terselubung , metode ini berusaha untuk mengumpulkan data dalam rangka untuk
membentuk deskripsi program, mengidentifikasi proses akurat , dan menentukan
pentingnya mereka ke program ( Boulmetis & Dutwin , 2005 ). Sementara model
ini berfokus pada hasil tanpa gol , model lain berfokus pada proses pengambilan
keputusan dan menyediakan administrator kunci dengan analisis mendalam untuk
membuat keputusan yang adil dan tidak bias .
Fungsi evaluasi bebas tujuan adalah untuk
mengurangi bias dan menambah objektifitas. Dalam evaluasi yang berorientasi
pada tujuan, seorang evaluator secara subjektif persepsinya akan membatasi
sesuai dengan tujuan. Padahal tujuan pada umumnya hanya formalitas dan jarang
menunjukkan tujuan yang sebenarnya dari suatu proyek. Lagipula, banyak hasil
program penting yang tidak sesuai dengan tujuan program. Evaluasi bebas tujuan
berfokus pada hasil yang sebenarnya bukan pada hasil yang direncanakan. Dalam evaluasi bebas tujuan ini, memungkinkan
evaluator untuk menambah temuan hasil atau dampak yang tidak direncanakan.
C . Kekurangan dan Kelebihan Goal
Free Evaluation
Model evaluasi Goal Free Evaluation ini mempunyai kekurangan dan
kelebihannya. Kelebihan dari model bebas tujuan di antaranya adalah:
1.
Evaluator tidak perlu
memperhatikan secara rinci setiap komponen, tetapi hanya menekankan pada
bagaimana mengurangi prasangka (bias).
2.
Model ini menganggap pengguna
sebagai audiens utama. Melalui model ini, Scriven ingin evaluator mengukur
kesan yang didapat dari sesuatu program dibandingkan dengan kebutuhan pengguna
dan tidak membandingkannya dengan pihak penganjur.
3.
Pengaruh konsep pada
masyarakat, bahwa tanpa mengetahui tujuan dari kegiatan yang telah dilakukan,
seorang penilai bisa melakukan evaluasi.
4.
Kelebihan lain, dengan
munculnya model bebas tujuan yang diajukan oleh scrieven, adalah mendorong
pertimbangan setiap kemungkinan pengaruh tidak saja yang direncanakan, tetapi
juga dapat diperhatikan sampingan lain yang muncul dari produk.
Walaupun
demikian, yang diajukan scrieven ternyata juga memiliki kelemahan seperti
berikut:
1.
Model bebas tujuan ini pada
umumnya bebas menjawab pertanyaan penting, seperti apa pengaruh yang telah
diperhitungkan dalam suatu peristiwa dan bagimana mengidentifikasi pengaruh tersebut.
2.
Walaupun ide scrieven bebas
tujuan bagus untuk membantu kegiatan yang paralel dengan evaluasi atas dasar
kejujuran, pada tingkatan praktis scrieven tidak terlalu berhasil dalam
menggambarkan bagaimana evaluasi sebaiknya benar-benar dilaksanakan.
3.
Tidak merekomendasikan
bagaimana menghasilkan penilaian kebutuhan walau pada akhirnya mengarah pada
penilaian kebutuhan.
4.
Diperlukan evaluator yang
benar-benar kompeten untuk dapat melaksanakan evaluasi model ini.
5.
Langkah-langkah sistematis yang
harus dilakukan dalam evaluasi hanya menekankan pada objek sasaran saja.
Model bebas tujuan merupakan titik
evaluasi program, dimana objek yang dievaluasi tidak perlu terkait dengan
tujuan dari objek atau subjek tersebut, tetapi langsung kepada implikasi
keberadaan program apakah bermanfaat atau tidak objek tersebut atas dasar
penilaian kebutuhan yang ada.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model yang dikembangkan oleh Michael
Scriven yakni model evaluasi Goal Free Evaluation , tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan program sebagaimana
model goal oriented evaluation. Yang harus diperhatikan justru adalah bagaimana
proses pelaksanaan program, dengan jalan mengidentifikasi kejadian-kejadian
yang terjadi selama pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun hal-hal
yang negatif.
Dalam model goal free evaluation, para evaluator peneliti
mengambil dari berbagai laporan atau catatan pengaruh-pengaruh nyata atau
kongkrit dan pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dalam program pendidikan
dan pelatihan. Perhatian khusus diberikan secara tepat terhadap usulan-usulan
tujuan dalam evaluasi. Tetapi tidak dalam proses evaluasi atau produk.
Keuntungan yang dapat diambil dalam goal free evaluation, bahwa dalam goal free
evaluation para penilai mengetahui antisipasi pengaruh-pengaruh penting
terhadap tujuan dasar dari penilai yang menyimpang.
Model bebas tujuan merupakan titik
evaluasi program, dimana objek yang dievaluasi tidak perlu terkait dengan
tujuan dari objek atau subjek tersebut, tetapi langsung kepada implikasi
keberadaan program apakah bermanfaat atau tidak objek tersebut atas dasar
penilaian kebutuhan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Tayibnapis,
Farida. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta
Mirza Bashirudin Ahmad, dkk.
2013. Model Evaluasi Kurikulum Goal Free Evaluation Model. Universitas Negeri
Yogyakarta
Dedhy Djara. 2012.
Model-model Evaluasi
http://dedhydjara.wordpress.com/2012/01/09/model-model-evaluasi/ (Diakses pada tanggal 10 november 2013 pukul
13.00 WIB)
Udin Juhrodin. 2013. Model-model
Evaluasi Kurikulum
https://atcontent.com/Publication/869587844566999kz.text/-/Model-model-Evaluasi-Kurikulum (Diakses pada tanggal 10 november 2013 pukul
13.20 WIB).
Ian Jones. 2008. http://arcmit01.uncw.edu/jonesi/Evaluation.html (Diakses pada tanggal 10 november 2013 pukul
13.40 WIB) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar