Selasa, 21 Januari 2014

GOAL FREE EVALUATION



MODEL EVALUASI
GOAL FREE EVALUATION

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Dasar-Dasar  Evaluasi Kebijakan
Dosen: Dr. Mami Majaroh, M.Pd

Disusun oleh:
1.      Fitri Ramadhani                        12110241002
2.      Khalimah                                  12110241006
3.      Lathifatun Nisa NH                 12110241009
4.      Fitri Utami                                12110241012
5.      Rini Septiani A                         12110241023

KEBIJAKAN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Model Evaluasi Goal Free Evaluation”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar Evaluasi Kebijakan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga terutama kepada Dr. Mami Hajaroh, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Evaluasi Kebijakan yang telah membimbing kami serta teman-teman semua yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.





                        Yogyakarta, 2013
                                 Penulis,





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian belajar atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan . Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran . Melaui evaluasi kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus,  minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik, serta keberhasilan sebuah program.

Dalam mengevaluasi suatu program, kita harus memilih model-model evaluasi yang sesuai dengan apa yang akan kita evaluasi. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah apakah pendapatan atau konsep sebenarnya yang dimaksud adalah sama, yaitu setrategi yang akan dipakai sebagai kerangka kerja dalam melakukan evluasi atau apa yang dipilih akan tergantung pada maksud dan tujuan evaluasi. Untuk ini harus memilih teori atau fungsi dari model atau pedekatan tersebut dan tidak tergantung pada satu model atau pendekatan atau konsep, harus dikuasai seluk beluk setiap model yang menjadi pilihan dan tidak menjadi budak dari satu model atau pendekatan. Pilihan yang terbaik yaitu apa yang dinamakan eclectic (eklektis) memilih model yang sesuai dengan keadaan dan situasi program yang akan dievaluasi.

      Ada beberapa model evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi suatu program, salah satunya adalah model evaluasi Goal Free Evaluation ( Evaluasi Bebas Tujuan ). Model ini digagas oleh Michael Scriven. Scriven adalah seorang pakar filsafat ilmu pengetahuan yang telah banyak menyumbangkan gagasannya kepada profesi evaluasi. Ia mengkritisi konseptualisasi evaluasi klasik dan modern. Ia mengkritisi terhadap ideology-ideologi evaluasi yang memfokuskan pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengembang kurikulum, bukan memfokuskan pada pencapaian tujuan konsumen.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1.      Apa itu model evaluasi goal free evaluation?
2.      Apa fungsi model evaluasi goal free evaluation?
3.      Apa saja kekurangan dan kelebihan model evaluasi goal free evaluation ?


C.    Tujuan
      Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Memahami hakikat model evaluasi goal free evaluation.
2.      Memahami kegunaan model evaluasi goal free evaluation.
3.      Mengetahui kekurangan dan kelebihan model evaluasi goal free evaluation.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Goal Free Evaluation Model

      Goal Free Evaluation Model adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Scriven. Dalam Goal Free Evaluation, Scriven mengemukakan bahwa dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi (pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang negatif (yang tidak diharapkan).

Evaluasi model goal free evaluation, focus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai dampak dari program yang diimplementasikan, melihat dampak sampingan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, dan membandingkan dengan sebelum program dilakukan. Evaluasi juga membandingkan antara hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut atau melakukan cost benefit analysis.

      Tujuan program tidak perlu diperhatikan karena kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan tetapi evaluator lupa memperhatikan sejauh mana masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan terakhir yang diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak banyak bermanfaat. Dapat disimpulkan bahwa, dalam model ini bukan berarti lepas dari tujuan tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci perkomponen yang ada.
Scriven menekankan bahwa evaluasi itu adalah interpretasi Judgement ataupun explanation dan evaluator yang merupakan pengambil keputusan dan sekaligus penyedia informasi. Ciri – Ciri Evaluasi  Bebas Tujuan yaitu :
1.      Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program
2.      Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan menyempitkan fokus evaluasi
3.      Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang direncanakan
4.      Hubungan evaluator dan manajer atau dengan karyawan proyek dibuat seminimal mungkin
5.      Evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang tidak diramalkan
Mungkin akan lebih baik apabila evaluasi yang berorientasi pada tujuan dan evaluasi bebas tujuan dikawinkan,karena mereka akan saling mengisi dan melengkapi. Evaluator internal biasanya melakukan evaluasi yang berorientasi pada tujuan,karena ia sulit menghindar atau mau tidak mau ia akan mengetahui tujuan program,akan tidak pantas apabila ia tidak acuh. Menejer progam jelas ingin mengetahui sampai seberapa jauh progam telah dicapai, dan evaluator internal akan dan harus menyediakan informasi untuk menejernya.
Di samping itu, perlu diketahui bagaimana orang luar menilai program bukan hanya untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, apa yang dilakukan di semua bagian, pada semua yang telah dihasilkan, secara sengaja atau tidak sengaja. Yang belakangan ini merupakan tugas operator  bebas tujuan yang tidak mengetahui tujuan program. Jadi, evaluasi yang berorientasi pada tujuan dan evaluasi bebas tujuan dapat bekarja sama dengan baik.

B.     Fungsi Goal Free Evaluation
                 
Scriven dalam Tujuan Evaluasi Model Gratis (1972) menunjukkan bahwa fokus pada program atau tujuan kegiatan ini dapat menjadi tempat awal yang penting untuk teknolog bekerja dalam domain evaluasi . Scriven ( 1972) percaya bahwa " tujuan program tertentu tidak harus diambil sebagai yang diberikan, " tapi diperiksa dan dievaluasi juga ( Guskey , 2000) .

      Model Goal -Free berfokus pada hasil yang sebenarnya dari suatu program atau kegiatan, bukan hanya tujuan-tujuan yang teridentifikasi. Jenis model memungkinkan teknolog untuk mengidentifikasi dan mencatat hasil yang tidak mungkin telah diidentifikasi oleh perancang program ( Guskey, 2000). Melalui proses teknik baik terang-terangan dan terselubung , metode ini berusaha untuk mengumpulkan data dalam rangka untuk membentuk deskripsi program, mengidentifikasi proses akurat , dan menentukan pentingnya mereka ke program ( Boulmetis & Dutwin , 2005 ). Sementara model ini berfokus pada hasil tanpa gol , model lain berfokus pada proses pengambilan keputusan dan menyediakan administrator kunci dengan analisis mendalam untuk membuat keputusan yang adil dan tidak bias .

Fungsi evaluasi bebas tujuan adalah untuk mengurangi bias dan menambah objektifitas. Dalam evaluasi yang berorientasi pada tujuan, seorang evaluator secara subjektif persepsinya akan membatasi sesuai dengan tujuan. Padahal tujuan pada umumnya hanya formalitas dan jarang menunjukkan tujuan yang sebenarnya dari suatu proyek. Lagipula, banyak hasil program penting yang tidak sesuai dengan tujuan program. Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya bukan pada hasil yang direncanakan.  Dalam evaluasi bebas tujuan ini, memungkinkan evaluator untuk menambah temuan hasil atau dampak yang tidak direncanakan.


C . Kekurangan dan Kelebihan Goal Free Evaluation
Model evaluasi Goal Free Evaluation ini mempunyai kekurangan dan kelebihannya. Kelebihan dari model bebas tujuan di antaranya adalah:

1.      Evaluator tidak perlu memperhatikan secara rinci setiap komponen, tetapi hanya menekankan pada bagaimana mengurangi prasangka (bias).
2.      Model ini menganggap pengguna sebagai audiens utama. Melalui model ini, Scriven ingin evaluator mengukur kesan yang didapat dari sesuatu program dibandingkan dengan kebutuhan pengguna dan tidak membandingkannya dengan pihak penganjur.
3.      Pengaruh konsep pada masyarakat, bahwa tanpa mengetahui tujuan dari kegiatan yang telah dilakukan, seorang penilai bisa melakukan evaluasi.
4.      Kelebihan lain, dengan munculnya model bebas tujuan yang diajukan oleh scrieven, adalah mendorong pertimbangan setiap kemungkinan pengaruh tidak saja yang direncanakan, tetapi juga dapat diperhatikan sampingan lain yang muncul dari produk.
Walaupun demikian, yang diajukan scrieven ternyata juga memiliki kelemahan seperti berikut:

1.      Model bebas tujuan ini pada umumnya bebas menjawab pertanyaan penting, seperti apa pengaruh yang telah diperhitungkan dalam suatu peristiwa dan bagimana mengidentifikasi  pengaruh tersebut.
2.      Walaupun ide scrieven bebas tujuan bagus untuk membantu kegiatan yang paralel dengan evaluasi atas dasar kejujuran, pada tingkatan praktis scrieven tidak terlalu berhasil dalam menggambarkan bagaimana evaluasi sebaiknya benar-benar dilaksanakan.
3.      Tidak merekomendasikan bagaimana menghasilkan penilaian kebutuhan walau pada akhirnya mengarah pada penilaian kebutuhan.
4.      Diperlukan evaluator yang benar-benar kompeten untuk dapat melaksanakan evaluasi model ini.
5.      Langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi hanya menekankan pada objek sasaran saja.

Model bebas tujuan merupakan titik evaluasi program, dimana objek yang dievaluasi tidak perlu terkait dengan tujuan dari objek atau subjek tersebut, tetapi langsung kepada implikasi keberadaan program apakah bermanfaat atau tidak objek tersebut atas dasar penilaian kebutuhan yang ada.














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven yakni model evaluasi Goal Free Evaluation , tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan program sebagaimana model goal oriented evaluation. Yang harus diperhatikan justru adalah bagaimana proses pelaksanaan program, dengan jalan mengidentifikasi kejadian-kejadian yang terjadi selama pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.
            Dalam model goal free evaluation, para evaluator peneliti mengambil dari berbagai laporan atau catatan pengaruh-pengaruh nyata atau kongkrit dan pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dalam program pendidikan dan pelatihan. Perhatian khusus diberikan secara tepat terhadap usulan-usulan tujuan dalam evaluasi. Tetapi tidak dalam proses evaluasi atau produk. Keuntungan yang dapat diambil dalam goal free evaluation, bahwa dalam goal free evaluation para penilai mengetahui antisipasi pengaruh-pengaruh penting terhadap tujuan dasar dari penilai yang menyimpang.
            Model bebas tujuan merupakan titik evaluasi program, dimana objek yang dievaluasi tidak perlu terkait dengan tujuan dari objek atau subjek tersebut, tetapi langsung kepada implikasi keberadaan program apakah bermanfaat atau tidak objek tersebut atas dasar penilaian kebutuhan yang ada.





DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Tayibnapis, Farida. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta
Mirza Bashirudin Ahmad, dkk. 2013. Model Evaluasi Kurikulum Goal Free Evaluation Model. Universitas Negeri Yogyakarta
Dedhy Djara. 2012. Model-model Evaluasi
http://dedhydjara.wordpress.com/2012/01/09/model-model-evaluasi/ (Diakses pada tanggal 10 november 2013 pukul 13.00 WIB)
Udin Juhrodin. 2013. Model-model Evaluasi Kurikulum
Ian Jones. 2008. http://arcmit01.uncw.edu/jonesi/Evaluation.html (Diakses pada tanggal 10 november 2013 pukul 13.40 WIB) .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar